Sampah Masih Dianggap Sebelah Mata

Posted by



Tidakkah kalian perhatikan? Jika kita menginjakkan  kaki di setiap tempat, tak elak yang pertama kita lihat adalah sampah, baik itu bekas bungkus-bungkus snack ataupun botol-botol plastik. sampah-sampah tersebut berserakan di mana-mana. Bahkan, bisa berpindah tempat oleh angin karena massa bendanya yang ringan. 

Satu bungkus plastic saja sudah mengurangi keindahan suasana, terlebih lagi jika jumlahnya banyak dan bertumpuk. Maka yang terlihat selain keindahan suasana yang berkurang, penyakit pun akan datang menyeran kita.

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Berdasarkan sifatnya, sampah terbagi ke dalam sampah organic, yaitu sampah yang mudah terurai, dan sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak bisa terurai. Bungkus-bungkus snack dan botol-botol minuman termasuk sampah anorganik, sedangkan sisa-sisa makanan yang tidak kita habiskan termasuk sampah organik. 

Kita sudah tidak asing lagi mendengar istilah “organik dan anorganik” ini. Meskipun begitu, masih banyak dijumpai di mana-mana menumpuk menjadi satu antara sampah organic dan anorganik.
Bencana banjir dan berbagai penyakit datang menerpa kita. Seperti banjir di Jakarta yang memakan waktu berhari-hari, juga penyakit DBD yang banyak menyerang masyarakat. Hal itu diakibatkan oleh sampah. 

Ya, sampah yang tidak diperlakukan dengan baik, Sampah yang dibuang di mana saja, meskipun tempat sampah sudah tersedia dan sampah yang dibiarkan menumpuk di sungai-sungai atau parit. Sikap acuh tak acuh kita terhadap sampah menyebabkan bencana dan penyakit datang melanda kita.
Jakarta, kota yang paling ramai dan sebagai kota metropolitan, jika ditelusuri lebih jauh lagi tersimpan banyak sampah, baik di sungai-sungai maupun jalanan. 

Di tengah megahnya gedung-gedung dan lampu-lampu yang terang benderang, terdapat banyak limbah-limbah mencemari sungai. Padahal, di setiap sudut kota Jakarta, tempat sampah organic dan anorganik sudah berjajar rapi.  Siapapun bisa membuang sampah dengan mudah tanpa harus pergi ke supermarket mencari tempat sampah. 

Tetapi, masyarakat ternyata mengabaikan sesuatu yang berharga itu. apalagi, jika melihat orang-orang yang hidup di bawah kolong jembatan, sampai kapan mereka akan tahan dengan posisi tempat tinggal yang sangat dekat dengan tumpukan sampah itu?

Negara tetangga kita, yaitu Singapura, menyandang predikat sebagai Negara terbersih kedua di dunia. Seharusnya kita merasa malu dengan keadaan tersebut. Negara yang luasnya hanya seperti luas Jakarta mampu mengalahkan Negara kita. Hal itu memang harus diakui oleh kita semua. Singapura mampu mengatur dan menertibkan masyarakatnya  agar memperlakukan sampah dengan baik. 

Sampah-sampah tidak dibiarkan berserakan di mana-mana, dan orang yang merokok pun tidak boleh di sembarang tempat. Siapapun yang membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda. Sedangkan di Negara kita aturan tersebut tidak ada.


Sebaiknya, kita harus bercermin terhadap Negara Bersih itu. Setelah mengetahui  akibat yang ditimbulkan dari kesalahan kita memperlakukan sampah, kita harus meningkatkan kesadaran diri terhadap lingkungan. Sikap acuh tak acuh dan mengabaikan tempat sampah harus kita hilangkan. Kepedulian terhadap lingkungan juga harus kita tanamkan sejak kecil. Membiarkan sampah berserakan, membuang sampah sembarangan dan mengabaikan tempat sampah hanya akan merugikan kita dan orang lain. Jika kita memperlakukan sampah dengan baik, maka bencana dan penyakit akan menjauh serta hidup sehat pun bisa kita nikmati.


Blog, Updated at: Wednesday, February 25, 2015

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Latest Post


Popular Posts